Diduga Tidak Sesuai Bestek
BOROKO - Pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kaidipang diduga tidak beres. Ini dipicu berbagai ketidakwajaran yang ditemukan di lapangan, yang bermuara pada tidak rampungnya pembangunan SMK tersebut.
Dugaan ketidakberesan pembangunan SMK Kaidipang meliputi, dari 5 gedung yang diprogramkan, yang selesai dikerjakan hanya 4 unit, 1 unit tidak tuntas, WC tidak memiliki closet, tidak ada air, dan lantai kelas hanya beralaskan semen (seharusnya tehel). Parahnya lagi ada satu gedung, hanya berlantaikan semen kasar, tidak diaci. Penegasan ini dikemukakan pemerhati pendidikan Arifin Bolota.
Menurut Bolota, dana yang dialokasikan Depdiknas untuk pembangunan SMK Kaidipang, berjumlah Rp 1,4 miliar, yang pencairannya dalam dua tahap. Tahap pertama telah dikucurkan Rp 700 juta, dan telah digunakan untuk pembangunan SMK. Namun, karena banyaknya masalah dalam penggunaan dana tahap pertama, dana tahap kedua sebesar Rp 700 juta, tidak bisa dicairkan Depdiknas. Akhirnya penyelesaian pembangunan SMK Kaidipang dipaksakan, dengan dana yang hanya Rp700 juta, yang cair tahap pertama.
"Sudah diprogramkan, 5 gedung SMK total anggaran Rp 1,4 miliar, lantas dipaksakan hanya dengan dana Rp 700 juta, otomatis tidak akan tuntas pembangunannya. Jikapun selesai, kwalitas dari bangunan dipertanyakan," tukas Bolota.
Efek lain imbas dari tidak cairnya dana tahap dua, puluhan tukang yang bekerja dalam pembagunan SMK tersebut, ada yang belum menerima gaji. Bukan hanya itu, utang pada pihak ketiga (toko untuk mengambil material), juga belum dilunasi.
Sementara itu Ketua Panitia Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) Drs Baharudin Tunggil, belum berhasil dimintai tanggapannya, dihubungi di SMK Kaidipang tidak berada di tempat. Demikian halnya dengan Kadisdiknas Drs Erikson Tegela, juga belum berhasil dimintai tanggapannya, dihubungi di kantornya tidak berada di tempat, dihubungi via ponsel di nomor 08124454127 tidak aktif. (usa)
Sumber: http://www.mdopost.com/
Pembangunan SMK Kaidipang Disorot
Thursday, March 27, 2008 | Posted by coen husain pontoh at 7:57 AM
Labels: Pendidikan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Selagi masih menjadi kabupaten muda seyogyanya ditekankan transparansi dan good governance sejak dini sebagai budaya pemerintahan daerah..masih banyak ketidak transparan yang terjadi seperti kunjungan "study" pejabat ke LN..secara rombongan perlukah?
Memang so bagitu. Dibolmog tidak ada yang beresS,,, satu2 ska jd pemimpin...
Post a Comment